Strategi Ampuh Mengklasifikasikan Barang dengan Tepat

CaptainBiz: strategi ampuh mengklasifikasikan barang dengan tepat

Ketika kita hendak mengirimkan produk kita ke luar negeri, biasanya ada bea keluar yang perlu kita bayarkan. Bea keluar ini akan dihitung oleh petugas Bea Cukai berdasarkan tarif yang ditentukan oleh sistem klasifikasi barang, seperti kode HS. Rangkaian kode ini dibuat oleh World Customs Organisation (WCO) untuk menyeragamkan daftar klasifikasi barang secara sistematis di berbagai negara.

Klasifikasi barang wajib dilakukan demi menentukan tarif pabean yang tepat, memudahkan proses analisis statistik bagian perdagangan internasional, dan sebagai sistem yang berlaku secara internasional guna pemberian kode dan penggolongan suatu produk.

Meskipun klasifikasi barang merupakan langkah yang harus dilakukan, tetapi pada prakteknya masih banyak pelaku usaha yang gagal mengklasifikasikan produknya dengan tepat. Alhasil, proses bisnis dapat terganggu dan bisa saja terkena biaya tambahan yang tidak diperlukan. Jika kamu pun masih bingung dengan cara mengklasifikasikan barang secara akurat, simak penjelasan dan langkah-langkahnya di bawah ini.

Tahap-tahap dalam mengklasifikasikan produk

Pada dasarnya terdapat dua tahap dalam mengklasifikasikan produk untuk menentukan kode HS yang sesuai dengan deskripsi produk. Kedua tahap tersebut adalah identifikasi barang dan klasifikasi kode HS.

  1. Identifikasi barang

Aktivitas ini bertujuan untuk membantu petugas dalam menentukan identitas suatu barang. Petugas melakukan pemeriksaan spesifikasi barang agar dapat menetapkan kode HS yang sesuai beserta tarifnya. Agar proses ini berjalan lancar, ada baiknya jika kamu dapat menyediakan informasi selengkap mungkin, seperti:

  • Informasi umum tentang produk

Informasi ini mencakup nama produk, penampilan dan bentuk produk, dan keterangan lainnya seperti kondisi produk (bahan mentah, barang setengah jadi, barang jadi, berbentuk padat, cair, maupun gas)

  • Komposisi bahan

Informasi ini mencakup bahan yang digunakan untuk membuat suatu produk

  • Fungsi produk dan metode produksi

Fungsi dan kegunaan dari suatu produk juga merupakan informasi yang penting. Baik petugas maupun pelaku usaha perlu mengetahui apakah suatu produk tersebut merupakan bagian utama atau hanyalah aksesoris pendukung. Metode yang digunakan untuk memproduksi barang pun dapat digunakan sebagai informasi yang juga berharga

  • Pengiriman produk

Selain itu, informasi mengenai bagaimana cara pengiriman akan dilakukan juga tidak kalah penting. Informasi tersebut dapat mencakup mengenai cara pengemasan, cara pengiriman produk apakah secara satuan atau sebagian

Perlu diingat bahwa pelaku usaha perlu mendeskripsikan produknya sedetail mungkin untuk menghindari kemungkinan terjadinya penahanan paket oleh pihak bea cukai. Sekarang mari kita lihat perbandingan contoh deskripsi produk yang kurang jelas dengan deskripsi produk yang jelas dan dapat diterima.

Deskripsi produk tidak detail Deskripsi produk detail
Baju Sweater rajut anak, 70% katun, 30% poliester
Buah Jeruk mandarin (termasuk mandarin satsuma), segar atau dingin dengan kulit
Laptop MacBook Air (M2, 2022). Chip Apple M2. CPU 8-core
  1. Klasifikasi kode HS

Tahap berikutnya adalah mencari kode HS yang sesuai untuk suatu produk yang akan memasuki perdagangan internasional. Pada tahap ini diperlukan pemahaman mengenai BTKI dan aturan WCO. Proses klasifikasi kode HS ini melalui beberapa tahap, seperti:

  • Identifikasi Bab berdasarkan komposisi bahan, fungsi produk, dan karakteristik lainnya
  • Mencari Pos dan Subpos terkait bab-bab tersebut dan mencakup informasi tentang produk yang dicari
  • Mengikuti enam KUM HS yang relevan secara hirarkis
  • Memahami Catatan Bagian, Catatan Bab, dan Catatan Subjudul terkait
  • Mempersempit pencarian dengan mengecualikan Bab, Judul, dan Subjudul yang tidak relevan berdasarkan informasi produk dan Catatan Hukum
  • Menentukan satu kode HS produk yang paling mendekati berdasarkan pertimbangan di atas
  • Menentukan tarif yang berlaku sesuai dengan kode HS yang telah ditentukan
  • Berdasarkan kode HS tersebut juga, persyaratan yang dibutuhkan untuk kegiatan ekspor dan impor pun dapat diketahui

Kesalahan umum yang perlu dihindari

Biasanya, kesalahan umum yang terjadi dalam mengklasifikasikan barang adalah ketika proses identifikasi barang. Kesalahan dalam identifikasi barang akan mempengaruhi kesalahan dalam klasifikasi barang secara akurat. Mungkin bagi produk dengan karakteristik sederhana, proses identifikasi dapat dilakukan lebih mudah. Bahkan informasi produk dengan karakteristik tersebut dapat ditemukan dengan mudah di internet. Sayangnya, hal ini tidak berlaku untuk produk dengan karakteristik yang lebih rumit. Produk dengan karakteristik unik dapat menghasilkan interpretasi yang beragam, sehingga bisa terjadi klasifikasi yang tidak akurat. Masalah selanjutnya yang dapat terjadi adalah salah dalam menentukan tarif yang sebenarnya atau kurang lengkapnya persyaratan khusus yang dibutuhkan untuk melakukan perdagangan internasional dengan negara pengekspor maupun pengimpor.

Sebelum kamu mengirimkan produkmu ke luar negeri, pastikan untuk menghindari kesahalan umum yang sering terjadi. Secara garis besar, berikut adalah kesalahan umum yang perlu dihindari:

  • Kesalahan dalam interpretasi deskripsi

Ketika pelaku usaha salah dalam memahami deskripsi produknya kemudian dapat mengakibatkan klasifikasi yang tidak akurat

  • Kurangnya pengetahuan tentang kode HS

Kurangnya pemahaman tentang struktur dan makna kode HS dapat menyebabkan kesalahan dalam pengklasifikasian

  • Kurangnya penggunaan sumber referensi yang tepat

Mengandalkan sumber informasi yang tidak dapat dipercaya dapat mengarah pada pengklasifikasian yang salah

  • Tidak mengikuti perubahan dalam regulasi

Regulasi untuk perdagangan internasional kerap kali mengalami perubahan agar dapat mengikuti perkembangan industri dan teknologi. Maka, jika tidak dapat memperbarui pengetahuan tentang perubahan regulasi perdagangan terkini dapat mengakibatkan pengklasifikasian yang salah dan sudah tidak relevan lagi

  • Menggunakan kode HS yang terlalu umum

Memilih kode HS yang terlalu umum dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam proses klasifikasi produk dan kemudian berakibat pada resiko terkait

  • Mengabaikan detail produk

Tidak dapat memberikan detail produk seperti bahan baku yang digunakan untuk proses produksi, metode produksi yang digunakan, dan fungsi dari suatu produk dengan jelas dan akurat dapat mengakibatkan kesalahan dalam klasifikasi produk

  • Menggunakan asumsi sendiri

Hindari berasumsi tentang klasifikasi kode HS untuk produk kamu tanpa menggunakan informasi dari sumber yang relevan dan dapat dipercaya

  • Menghindari konsultasi dengan ahli

Tidak mau berkonsultasi dengan ahli khususnya untuk produk yang rumit juga dapat beresiko dalam proses pengklasifikasian produk

Setelah memahami kesalahan umum yang biasa terjadi, sekarang saatnya kita membedah tips jitu agar kita tidak perlu mengalami kesalahan seperti yang sudah disebutkan di atas.

Tips jitu mengklasifikasikan barang dengan kode HS 

  • Pahami struktur kode HS

Langkah pertama dalam mengklasifikasikan produk dengan benar adalah dengan memiliki pemahaman akan struktur kode HS. Pelajari dan pahami struktur kode HS baik yang digunakan di Indonesia maupun di negara tujuan impor atau ekspor. Pasalnya tiap digit memiliki kegunaan dan maknanya masing-masing. Jangan ragu untuk mempelajari struktur kode HS dan gunakan informasi yang dapat dipercaya untuk belajar, seperti panduan kode HS yang tersedia di situs web Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)

  • Identifikasi produk

Berikan informasi mengenai produk kamu secara detail, seperti bahan baku yang digunakan, metode dalam proses produksi, fungsi dan kegunaan produk, serta bentuk fisiknya. Semakin detail informasi yang dapat kamu berikan, semakin mudah juga proses dalam mengklasifikasikan produk

  • Identifikasi fungsi produk

Beberapa barang dapat memiliki kode HS yang berbeda-beda sesuai dengan kegunaan dari produknya. Pastikan kamu telah mengidentifikasi produkmu dengan tepat

  • Gunakan refrensi resmi

Pastikan kamu menggunakan referensi resmi seperti Buku Tarif Bea Cukai (BTBKI) dan situs web DJBC untuk informasi terbaru mengenai kode HS dan tarif bea cukai. Di dalam BTKI terdapat struktur klasifikasi barang yang lengkap dengan pembebanan tarif bea masuk dan pajak impor yang digunakan secara luas baik oleh pemerintah, swasta, dan organisasi internasional.

  • Bandingkan dengan contoh kasus produk lain

Pelajari contoh-contoh klasifikasi yang ada di website DJBC untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dengan jelas tentang klasifikasi produk yang serupa dengan produk kamu. Dengan membandingkan produk dengan barang sejenis yang sudah diklasifikasikan terlebih dahulu, diharapkan dapat memberikan panduan dan informasi yang berguna

  • Klasifikasikan produk

Setelah mempelajari dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, gunakan informasi tersebut untuk mengklasifikasikan produk kamu dengan kode HS yang sesuai. Ingat, pastikan kode HS yang kamu gunakan merupakan kode yang paling spesifik dan sesuai untuk produk kamu

  • Konsultasikan dengan ahli

Jika kamu masih ragu dan mengalami kesulitan dalam mengklasifikasian produk, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga ahli di bidang klasifikasi HS

  • Ikuti kelas kepabeanan

Kantor pelayanan Bea Cukai biasanya menyelenggarakan kelas kepabeanan secara rutin. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan pengguna jasa dalam proses identifikasi dan klasifikasi barang sehingga diharapkan proses kepabeanan pun dapat berjalan semakin lancar kedepannya.

Kesimpulan

Ketika memberikan deskripsi produk pada petugas Bea Cukai, usahakan untuk memberikan deskripsi sedetail mungkin. Kamu dapat menjelaskan jenis produk yang akan dikirimkan, bahan yang digunakan untuk membuatnya, metode produksi yang digunakan, dan kegunaan dari produk itu sendiri. Semakin banyak informasi yang disediakan, semakin mudah juga produkmu akan mendapat klasifikasi barang yang tepat. Ingat ya, pengklasifikasian barang dengan tepat menggunakan kode HS merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh setiap pelaku bisnis. Pelajari tipsnya dan hindari kesalahan umum yang sering terjadi!

FAQs

Mengapa perlu mengklasifikasikan produk dengan kode HS yang sesuai?

Penting untuk menggunakan kode HS yang tepat untuk menentukan tarif bea masuk, pajak impor dan ekspor yang benar, dan untuk menghindar dari masalah yang terkait dengan hukum dan biaya tambahan yang tidak diperlukan.

Bagaimana agar saya dapat menemukan kode HS yang tepat untuk produk saya?

Gunakan sumber refrensi yang dapat dipercaya seperti database online resmi atau konsultasi dengan ahli klasifikasi barang.

Apa resikonya jika salah mengklasifikasikan barang?

Salah dalam mengklasifikasikan produk dengan kode HS yang tepat, dapat mengakibatkan kesalahan dalam penentuan tarif bea masuk, pajak untuk barang impor maupun ekspor, dan juga dapat menyebabkan kemungkinan permasalahan hukum & keuangan yang serius.

Bagaimana agar dapat terhindar dari kesalahan dalam mengklasifikasikan barang?

Utamakan untuk memiliki pengetahuan mengenai struktur kode HS, selalu gunakan sumber referensi yang dapat dipercaya, perhatikan deskripsi barang secara detail, perhitungkan fungsi dan kegunaan barang, terakhir jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli klasifikasi barang jika diperlukan.

Apa yang harus saya lakukan jika saya ragu dalam menemukan klasifikasi kode HS yang sesuai?

Jangan gunakan asumsi pribadi dalam menentukan klasifikasi barang dan kode HS. Sebagai gantinya, kamu dapat berkonsultasi dengan tenaga ahli atau meminta bantuan ke kantor otoritas bea cukai untuk memastikan klasifikasi yang tepat.

Bagaimana cara mengklasifikasikan barang yang kompleks, unik, dan tidak biasa?

Kamu dapat menggunakan contoh dan kasus serupa yang telah diklasifikasikan sebelumnya. Dengan membandingkan produk dengan barang sejenis yang sudah diklasifikasikan terlebih dahulu, diharapkan dapat memberikan panduan dan informasi yang berguna.

author avatar
Nadira Karamina
Content writer passionate about economics, marketing, wellness, and psychology. Crafting compelling narratives to ignite minds and stir souls.

Table of Contents

Tinggalkan Balasan