Banyak orang mengeluh soal pajak, terutama jika harus membayar pajak ke badan terkait. Padahal sebenarnya pajak tidak seburuk itu karena pajak sebenarnya kembali lagi untuk masyarakat. Salah satu pajak yang bisa kembali lagi ke masyarakat adalah PPN atau Pajak Pertambahan Nilai.
Sistem Pajak Pertambahan Nilai di Indonesia masih tergolong normal dibandingkan negara lain. Contohnya di Hungaria PPN bisa mencapai 27% di setiap transaksi, malahan Uruguay yang tergolong ekonomi menengah menetapkan tarif PPN sebesar 22% dan termasuk angka terbesar di Amerika Selatan. Sementara angka PPN tertinggi di Asia adalah Tajikistan yang memungut 18% pada setiap transaksi.
Mengapa kita perlu membayar Pajak Pertambahan Nilai? Apakah itu menguntungkan bagi masyarakat? Lantas apa yang menguntungkan masyarakat dalam hal Pajak Pertambahan Nilai?
Pemerintah dan Segenap Masyarakat Indonesia Sangat Beruntung
Salah satu pendapatan Negara adalah dari Pajak, maka Pajak Pertambahan Nilai berkontribusi besar pada pendapatan negara. Demi menjalankan pemerintahan yang baik, tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Apalagi Indonesia mempunyai lebih dari 275 juta penduduk yang tersebar dari Sabang sampai Merauke tentu membangun sarana untuk masyarakat merupakan tugas besar bagi pemerintah.
Jalan aspal mungkin sudah ada di banyak daerah, tapi tahukah Anda di beberapa wilayah di Indonesia masih belum punya jalan beraspal. Ketika jalan sudah beraspal, tentu membutuhkan biaya lain untuk pemeliharaan misalnya saja jika sudah bertahun-tahun dan kasar maka jalan aspal harus diperbarui. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah juga butuh dana untuk membangun jembatan dan memberi tunjangan bagi daerah yang terkena bencana. Semua itu dibayarkan dari APBN atau APBD yang mana dikumpulkan dari pajak.
Kantor-kantor pemerintah yang ada di setiap daerah di Indonesia juga didanai dari pajak, begitu juga dengan aparat penegak hukum, pemerintah daerah, sekretaris daerah, Pegawai Negeri Sipil, Guru dengan status PNS dan orang-orang yang bekerja di Kantor layanan publik.
Pemerintah juga menyediakan dana untuk anak-anak kurang mampu agar bisa merasakan bangku pendidikan dengan layak. Beasiswa untuk pelajar Indonesia yang ada di dalam dan luar negeri juga didanai dari pajak. Pemerintah juga mengambil dana dari pajak untuk dihadiahkan kepada atlet yang sudah berjuang mengibarkan bendera Indonesia ke tingkat Internasional. Jika kamu pernah melihat persenjataan TNI, kapal selam, pesawat tempur, tank, dan segala amunisi militer – semuanya dibayarkan pemerintah dari pajak.
Membangun dan memelihara sebuah Negara adalah tugas besar pemerintah dalam menjalankan tugasnya, jika kita adalah warga negara yang baik maka sama saja kita bekerja sama dengan pemerintah untuk mempertahankan keutuhan Negara.
Membayar Pajak Sama Dengan Memfasilitasi Diri Sendiri
Jika kamu pernah mendengar pernyataan “hanya orang bermobil yang menikmati jalan tol”, jelas kamu salah. Bayangkan jika di Indonesia tidak ada jalan tol, akan berapa lama distribusi migas ke daerah-daerah? Lalu berapa banyak biaya yang dikeluarkan hanya untuk membeli sembako?
Kamu tentu pernah melihat truk tangki pertamina yang membawa ribuan liter minyak, tugas truk tersebut adalah mendistribusikan minyak dari kilang minyak ke kota lain. Tidak semua kota di Indonesia memiliki kilang pengolahan minyak, karena sumbernya hanya di daerah yang terdapat kilang minyak.
Bayangkan berapa harga minyak di Indonesia jika truk tersebut tidak melewati tol? Mereka akan terjebak macet berjam-jam karena distribusi yang tertunda. Jika distribusi tertunda berapa banyak orang mengantri membutuhkan minyak? Ingat, hukum permintaan dalam ilmu ekonomi menyebutkan semakin langka suatu barang harga akan semakin mahal.
Katakanlah jika minyak selalu ada di setiap tempat meski tanpa tol, tentu distribusinya akan banyak menguras tenaga dan waktu. Tentu harga minyak akan jauh lebih mahal daripada yang kita bayar hari ini.
Tanpa jalan beraspal atau jalan tol yang dibangun pemerintah, distribusi barang dan jasa akan semakin tertunda. Jalan tol mempercepat akses orang-orang untuk mengirimkan barang yang artinya mempersingkat waktu dan memangkas tenaga sehingga harga yang dibayarkan kepada masyarakat saat ini tidak dibebankan biaya ongkos yang tinggi. Entah itu migas atau bahan sembako.
Maka pernyataan “hanya orang bermobil yang menikmati jalan tol” jelas salah. Saat ini ketika kamu membeli minuman kemasan, kamu secara tidak langsung merasakan harganya yang wajar. Bayangkan jika kamu mengonsumsi minuman kemasan dengan harga selangit, hanya karena produsennya membebankan biaya transportasi ke pembeli. Dengan taat membayar PPN, kamu telah memfasilitasi diri agar tidak membayar biaya transportasi terlalu mahal pada produk yang kamu beli.
Baca juga: Pentingnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Bagi Pelaku UKM Di Indonesia
Amal dan Kemanusiaan
Jika kamu saat ini membayar PPN, secara langsung kamu mendukung generasi Indonesia agar bisa terus sekolah. Pemerintah telah mengeluarkan Undang Undang Pada Pasal 34 Ayat (2) UU Sisdiknas No 20/2003 dinyatakan, ”Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya”. Terlepas bagaimana penerapannya, paling tidak ada secercah harapan untuk anak-anak di luar sana agar bisa tetap sekolah. Juga bagi orang-orang tidak mampu yang ingin melanjutkan ke jenjang Universitas, pemerintah mengambil dana dari APBN yang berasal dari pajak untuk beasiswa bidik misi.
Selain itu diluar sana ada banyak hal yang terjadi tanpa kita ketahui misalnya perang dan bencana alam. Indonesia sering terjadi gempa, longsor dan banjir. Ketika terjadi bencana, pemerintah mengeluarkan dana untuk mengirimkan bahan makanan, serta pasokan alat kesehatan ke wilayah yang terkena bencana. Membeli bahan makanan dan obat mengambil dana dari APBN/ APBD yang dipungut dari pajak.
Menggaji para nakes dan membiayai makam serta menggelar vaksin massal saat terjadi COVID 19 juga dari APBN yang diambil dari pajak.