Mengenal Kode HS dan Pentingnya bagi Eksportir Indonesia

Di era modern ini perdagangan lintas negara maupun benua bukanlah lagi hal yang sulit dilakukan bagi eksportir Indonesia. Ada banyak manfaat yang bisa diambil dari perdagangan internasional, diantaranya adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya lapangan kerja, dan bertambahnya aneka ragam barang dan jasa yang dapat ditawarkan. Selain itu, perdagangan internasional juga dapat membantu negara-negara yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya melalui produksi sendiri dengan cara mengimpor produk dari negara lain. Tanpa adanya kerjasama perdagangan internasional dengan negara lain, maka keanekaragam produk di suatu negara akan menjadi sangat terbatas. 

Membahas perdagangan internasional rasanya kurang lengkap tanpa membahas mengenai kode HS. Padahal, salah satu elemen penting bagi pelaku usaha eksportir di seluruh dunia adalah kode HS. Apa sih yang dimaksud dengan kode HS? Seberapa penting kode HS bagi eksportir Indonesia? Apa saja dampak positif penggunaan kode HS bagi eksportir Indonesia? Semua pertanyaan tersebut akan terjawab dan dikupas tuntas dalam artikel ini.

Apa itu Kode HS?

Harmonized system code atau yang biasa dikenal dengan kode HS adalah daftar dasar penggolongan atau pengelompokan barang yang menjadi rujukan untuk menentukan tarif bea masuk tiap barang impor maupun ekspor. Ketentuan lainnya yang berlaku untuk suatu jenis produk tertentu juga mengacu pada sistem penggolongan ini. Kode HS juga mencakup penentuan besarnya cukai dan pajak yang harus dibayarkan kepada negara. Dasar penggolongan ini dibuat secara sistematis dan berfungsi untuk mempermudah pelaku usaha dalam melakukan transaksi perdagangan dan pengangkutan barang secara global. Selain itu, kode HS juga penting untuk dipahami pelaku usaha karena dapat membantu mereka mempersiapkan dokumen apa saja yang harus dipenuhi agar sesuai dengan regulasi tiap jenis barang ekspor maupun impor.

Pada mulanya, kode HS disusun oleh sebuah kelompok dari Customs Cooperation Council di tahun 1986. Namun kelompok tersebut sekarang lebih dikenal dengan nama World Customs Organisation (WCO). Awalnya, kode HS ini disahkan oleh sebagian besar negara di benua Eropa, kemudian di tahun 1993 Indonesia pun mulai mengesahkan Kode HS melalui Keppres no. 35. Di Indonesia saat ini, pengelompokan barang didasarkan kepada Harmonized System serta disimpan ke dalam daftar tarif yang biasa disebut dengan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia atau disingkat sebagai BTBMI.

Tujuan lain dari dibentuknya sistem pengklasifikasian produk secara global ini adalah agar adanya persepsi dan pemahaman yang sama dari semua negara mengenai jenis barang yang diimpor maupun diekspor. Bagi pemerintah Indonesia, kode ini juga dapat memudahkan untuk mengawasi pergerakan barang yang masuk ataupun keluar Indonesia. 

Pengklasifikasian barang ini terdiri dari 10 digit nomor, dimana enam digit awal dibuat oleh World Customs Organisation (WCO) dan berlaku secara internasional. Sistem pengelompokan ini kemudian dapat diperluas lagi menjadi subkategori tambahan tergantung oleh negara penggunanya. Sistem nama dan nomor ini panjangnya dapat bervariasi tergantung pada negara dan penggunaannya. Contohnya, negara-negara di ASEAN sepakat membuat ASEAN Harmonized Tarif Nomenclature (AHTN) yang terdiri dari delapan digit. Mulai dari tanggal 1 Maret 2017, Kode HS di Indonesia mengikuti AHTN dengan menggunakan delapan digit angka. 

Apa saja tujuan dan manfaat kode HS?

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai definisi kode HS, berikut adalah rangkuman dari beberapa manfaat kode HS: 

  1. Klasifikasi dan identifikasi produk

Kode HS membantu pemberian kode pengelompokan barang secara sistematis yang berlaku secara internasional. 

  1. Penetapan tarif dan bea cukai

Pada dasarnya, setiap kode HS memiliki tarif bea cukai dan ketentuan impor atau ekspor yang berbeda. Sehingga, kode HS dapat menjadi dasar klasifikasi barang dan bea masuk ke wilayah kepabeanan tiap negara untuk jenis barang tertentu.

  1. Pemenuhan persyaratan perdagangan

Dengan mengetahui kode HS yang tepat dapat membantu pelaku usaha untuk menyiapkan persyaratan dan dokumen yang dibutuhkan

  1. Pengumpulan data statistik

Menghadirkan kemudahan dalam pengumpulan data perdagangan global yang kemudian dapat digunakan untuk menganalisa statistik perdagangan internasional. Data tersebut juga dapat digunakan tidak hanya oleh pemerintah tapi juga untuk pelaku usaha maupun organisasi internasional untuk melihat tren perdagangan, potensi terbentuknya pasar baru, dan merumuskan kebijakan perdagangan yang lebih efektif.

Seberapa penting kode HS bagi eksportir Indonesia?

Jawabannya adalah sangat penting. Mengapa? Karena mengkategorikan suatu barang kemudian mengetahui kode HS nya adalah hal yang wajib dilakukan oleh pelaku ekspor maupun impor sebelum memulai perdagangan secara global. Bagi pelaku usaha, Kode HS ini dapat membantu mereka untuk menghitung pajak dan bea secara akurat untuk pengiriman internasional barang mereka. Selain itu, pelaku ekspor pun perlu memahami kode HS suatu barang di negara tujuannya agar ia dapat mengetahui besarnya tarif yang berlaku dan syarat atau dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk mengimpor barang tersebut. 

Dilihat dari sisi pemerintah, maka kode HS ini juga dapat memudahkan mereka untuk mengidentifikasikan produk apa yang dikirimkan maupun diterima dan juga untuk menetapkan pembatasan yang diperlukan. 

Jika seorang eksportir memberikan kode yang salah atau tidak lengkap, maka penerima dapat membayarkan pajak dengan nominal dan ketentuan yang salah. Efeknya pengiriman barang dapat tertunda. Tentunya hal tersebut dapat berakibat pada proses pengiriman dan menjadi tidak efisien. Selain itu terdapat banyak kemungkinan munculnya resiko lainnya seperti, terkena denda dan penalti dengan tarif yang tinggi, penyitaan barang, dan peluang bea anti-dumping tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu. Agar terjadinya proses perdagangan internasional yang lancar, maka eksportir perlu mempersiapkan dan menyediakan persyaratan yang dibutuhkan tersebut sebelum memulai proses pengiriman barang ke negara mitra. Sehingga proses izin impor pun dapat diproses negara mitra dengan baik.

Bagaimana Eksportir dapat Menemukan Kode HS?

Berikut adalah beberapa cara untuk mengetahui kode HS, diantaranya melalui:

  • Melalui situs INSW (Indonesia National Single Window)
  1. Kunjungi portal INSW di eservice.insw.go.id/
  2. Pilih menu INDONESIA NTR, kemudian pilih HS CODE INFORMATION
  3. Pada bagian kotak PARAMETER pilih BTBMI – Description in Indonesian
  4. Masukkan kata yang ingin dicari dalam Bahasa Indonesia
  5. Temukan kode HS yang memuat 8 digit angka
  6. Untuk mengetahui besarnya Bea Masuk, PPN dan PPH, geser layer ke bawah
  • Melalui portal BTKI Bea Cukai
  1. Kunjungi portal BTKI Bea Cukai di beacukai.go.id/btki
  2. Pilih menu, kemudian pilih HS Code Information
  3. Pilih Uraian Bahasa Indonesia
  4. Masukkan kata yang ingin dicari dengan menggunakan Bahasa Indonesia
  • Melalui portal Kementrian Perdagangan
  1. Kunjungi portal intrade.kemendag.go.id
  2. Pilih menu Layanan, kemudian pikih Daftar HS
  3. Jika sudah mengetahui kode HS, masukkan kode HS yang ingin dicari pada kolom pencarian
  4. Jika belum mengetahui kode HS, pilih menu Uraian Barang (Indonesia)
  5. Pada kolom sampingnya, masukkan kata kunci yang sedang dicari (nama produk)
  6. Pilih menu Lihat dan kemudian informasi terkait nomor kode HS akan dimuat berdasarkan kata kunci yang dimasukkan

Bagaimana cara memahami susunan kode HS?

Kode HS hanya boleh berupa angka dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Tanpa titik
  • Tanpa koma
  • Tanpa spasi
  • Tanpa tanda tanya
  • Tanpa tanda hubung.

Sistem penomoran dalam kode HS terbagi menjadi Bab (2 digit), pos (4 digit), dan sub-pos (6 digit). Mengenai cara membaca dan memahami kode HS di Indonesia kemudian akan dibahas di artikel selanjutnya.

Tips memaksimalkan manfaat kode HS bagi eksportir Indonesia

  • Selalu gunakan kode HS yang terbaru dan sesuai dengan produk yang akan dikirimkan
  • Pastikan deskripsi produk dalam dokumen kepabeanan sesuai dengan kode HS yang digunakan
  • Simpan Salinan dokumen kepabeanan yang memuat kode HS untuk keperluan audit dan pelacakan
  • Manfaatkan portal online dan layanan konsultasi untuk mendapatkan bantuan dalam menentukan kode HS yang tepat

Kesimpulan

Harmonized system code atau kode HS merupakan sistem pengklasifikasian barang dalam perdagangan internasional menggunakan penomoran yang diterapkan di seluruh dunia. Kode HS menjadi acuan dalam penetapan tarif bea masuk dan ketentuan regulasi untuk setiap barang impor maupun ekspor, termasuk di dalamnya dokumen apa saja yang diperlukan untuk mengirim dan menerima barang. Memahami kode HS sangat penting bagi pelaku usaha khususnya yang memperdagankan produknya secara global. Selain itu juga, kode HS membantu eksportir dan importir untuk menentukan besarnya tax & duty yang harus dibayarkan kepada negara.

Memahami dan menggunakan kode HS yang tepat merupakan hal yang sangat penting bagi eksportir Indonesia dalam meraih kesuksesan di pasar internasional. Pasalnya, jika kode HS dapat dimanfaatkan secara optimal, para pelaku usaha dapat menikmati kelancaran proses pengiriman dan meningkatkan daya saing produknya di kancah global. 

Itulah pembahasan mengenai kode HS yang sudah dikupas tuntas, mulai dari pengertian, tujuan dan manfaat, pentingnya kode HS untuk eksportir Indonesia, cara mencari dan memahami karakteristik kode HS, hingga tips untuk memaksimalkan manfaat dari kode HS. Pahami dan gunakan kode HS yang tepat, dan tingkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional!

FAQs

Apakah Indonesia menggunaka kode HS yang sama dengan negara lainnya?

Kode HS tiap negara dapat berbeda, namun negara-negara ASEAN biasanya menggunakan kode dengan standar delapan atau sepuluh digit.

Negara mana saja yang menggunakan kode HS?

Terdapat lebih dari 212 negara di dunia yang menggunakan kode HS dengan ketentuan yang berbeda.

  • Barang yang diekspor dari Inggris dan Eropa menggunakan 8 digit
  • Barang yang diimpor ke Inggris dan Eropa menggunakan 10 digit
  • US menggunakan 10 digit

Apa yang terjadi jika eksportir salah memberikan kode HS?

  • Terjadinya kesalahan pada klasifikasi kode dapat mengakibatkan denda, penundaan, dan bahkan penyitaan barang
  • Kode HS yang tidak tepat dapat membuat perhitungan bea cukai yang salah dan adanya potensi biaya tambahan yang tak terduga

Siapa yang bertanggung jawab untuk menyediakan kode HS?

Pelaku usaha bertanggung jawab untuk menyediakan kode HS dan memastikan kode tersebut lengkap dan benar. Rangkaian kode ini kemudian perlu diberikan kepada otoritas Bea Cukai ketika ingin mengekspor maupun mengimpor barang ke suatu negara.

Dimana saya dapat mengecek kode HS?

  • Kunjungi halaman INSW (Indonesia National Single Window) di http://eservice.insw.go.id
  • Kunjungi portal intrade.kemendag.go.id 
  • Kunjungi portal beacukai.go.id/btki
author avatar
Nadira Karamina
Content writer passionate about economics, marketing, wellness, and psychology. Crafting compelling narratives to ignite minds and stir souls.

Table of Contents

Tinggalkan Balasan